background img

The New Stuff

Potensial listrik
Potensial Listrik dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat tak terhingga ke suatu titik tertentu. Potensial listrik dapat pula diartikan sebagai energi potensial listrik per satuan muatan penguji.
Secara matematis, definisi diatas dapat ditulis,:                                                        
dengan V,U,dan q o masing-masing menyatakan potensial, energi potensial, dan muatan penguji. Menurut definisi diatas, satuan V adalah joule/coulomb atau sering disebut volt.
Metode instrumentasi dari potensial listrik adalah Potensiometri
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk  menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan  menentukan titik akhir titrasi.

Dasar – dasar pemeriksaan dengan metode potensiometri
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan, karena itu dengan memakai persamaan Nernst :
                       
E  = Eo + k log (c)

Dimana :         E  = sel potensial yang diukur
                        Eo = konstan selama pemberian suhu
                        C  = konsentrasi yang ditentukan
                       
K  = RT log ( 10 ) / n F
           
Dimana :         R  = gas konstan
                        T  = suhu absolut
                        F  = suhu faraday konstan
           N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan
Tetapi dalam kenyataan ( n ) tidak diperlukan, itu terjadi jika ( n ) merupakan muatan yang sama dan telah terbentuk menjadi ionic dari yang telah ditentukan. Sehingga kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial yang diukur itu.
            Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan menggunakan elektroda indikator dengan elektroda pembanding yang hanya memiliki harga potensial yang tetap selama pengukuran. Elektroda pembanding yang diambil sebagai baku international adalah elektroda hidrogen baku. Harga potensial elektroda ini ditetapkan nol pada kesadahan baku ( H+ )= 1 M, tekanan gas H2 = 1 atm dan suhu 25C, sedangkan gaya gerak listrik ( GGL ) pasangan elektroda itu diukur dengan bantuan potensiometer yang sesuai, dan sering digunakan peralatan elektronik.

Titrasi Potensiometri
Bermacam reaksi titrasi dapat dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinyu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi.
a)     Reaksi netralisasi : Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.
b)     Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan: pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Biasanya digunakan elektroda Ag dan Hg. Beberpa logam dapat dapat dititrasi dengan EDTA.
c)     Reaksi Redoks : Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KmnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam laritan encer.

Alat-Alat :
·       Elektrode pembanding (refference electrode)
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis elektrode pembanding akan diuraikan berikut ini.
1.      Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standart.Elektroda ini terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat terjadi secara maksimal, sehingga reaksi
H2 2 H+ + 2 e
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda pembanding primer adalah nol volt. Elektroda standart hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena elektroda standart yang digunakan untuk menentukan standart potensial sel pada standart setengah sel elektrokimia.
2.      Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan dan banyak terdapat di pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua macam elektroda standart sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak/perak klorida.
a. Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10cm dan garis tengah 0,5-1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta Hg/HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
b. Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan dan elektroda.
·       Elektroda indikator  (indicator electrode)
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua(second kind),elektroda jenis ketiga(third kind)
1. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan elektroda logam jenis ketiga.
a. Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.
Cu2+ + 2e Cu(s)
b. Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil.contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,
AgCl(s) Ag(s) + Cl
c. Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan.
2. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca,elektroda membran cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.
a. Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasiion H+ meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat bermanfaat untuk pengukuran pH.
Kelebihan elektroda kaca :
·         Larutan uji tidak terkontaminasi
·         Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
·         Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil.
·         Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu Pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat :
§ spesifisitas untuk H+ hilang
§ Ketergatungan tegangan pH berkurang
§ Potensial menjadi tergantung pada aNa+
b. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam  sulfida.
c. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+
d. Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan.

Komponen-komponen tersebut disusun  membentuk suatu sel potensiometri seperti pada gambar

Dari diagram skematik pada gambar 1 terlihat bahwa sel potensiometridisusun dari dua setengah sel yang dihubungkan dengan  jembatan garam yangberfungsi penyeimbang muatan larutan pada masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara dua setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang tercelup dalamlarutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial elektrodanya. Pemisahanelektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi redoks spontan dari laruan-larutanelektrolit yang digunakan dalam sel potensiometri.Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur konsentrasi suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan konsentrasi dapatdijelaskan melalui persamaan Nerst
E = Eo – RT ln Q
nF
Dimana :
Eo : standar potensial reduksi
R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Q : reaksi quosien.

Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka diperoleh persamaan berikut
E = Eo – 0,05916 log Q
n
Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel elektrokimia potensiometri adalah
Ecell = Ec – Ea

Komponen sel potensiometri bersifat sederhana yaitu terdiri dari sebuah elektroda acuan, elektroda indikator, rangkaian jembatan garam, dan pengukur tegangan (voltmeter).
Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui  potensialnya secara pasti dan potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung. Nilai potensial dari elektroda ini juga tidak tergantung pada komposisi dari larutan uji. Elektroda acuan dapat berupa elektroda hidrogen standar (standard hydrogen electrode), elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode), dan elektroda perak-perak klorida.
Elektroda indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons perubahan aktivitas dalam larutan uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda membran, elektroda inert, maupun elektroda logam. Rangkaian jembatan garam yang terdapat dalam sel  potensiometri berfungsi mencegah tercampurnya komponen dari larutan uji dengan elektroda acuan. Jembatan garam ini juga berperan dalam meminimalisasi besarnya nilai potensial sambungan cair yang terukur di voltmeter.

Dalam melaksanakan analisis potensiometrik, terdapat 2 metode yang mungkin dipilih yaitu Potensiometri langsung (direct potentiometry) dan Titrasi  potensiometri
A.      Potensiometri langsung
Metode ini dapat dilakukan dengan pengukuran ion spesifik untuk mengukur ion hidrogen atau lainnya dengan mengunakan ph meter.
B.      Titrasi potensiometri
Metode ini melibatkan pengukuran potensial antara suatu elektroda indikator dan elektroda pembanding. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaraan sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator. Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume bila mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri   yaitu reaksi pembentukan kompleks, reaksi netralisasi, pengendapan, dan reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.  Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu dalam memeilih metode mana yang akan digunakan perlu dipertimbagkan metode yang akan memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan pada situasi dan kondisi  pengukuran.
Potensiometri dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kimia teoritis maupun praktikal. Penerapan secara teoritis dari potensiometri yaitu  penentuan tetapan kesetimbangan termodinamika seperti Ka, Kb, dan Ksp. Sementara itu penerapan secara praktikal yaitu pembuatan pH meter, penentuan kadar polutan dalam lingkungan, dan pemeriksaan pH produk industri.
Potensiometri  juga merupakan salah satu metode analisis elektrokimiawi untuk menentukan konsentrasi larutan analit yang menggunakan reaksi reduksi-oksidasi dan persamaan Nerst sebagai prinsip dasarnya. Metode ini sering kali digunakan pada kehidupan sehari hari daripada analisis elektrokimia lainnya dikarenakan memiliki beberapa kelebihan, seperti :
·         Komponen penyusun bernilai ekonomis (murah)
·         Kuat, Kompak, Tahan lama
·         Mudah dirangkai
·         Mudah diamati dan dipantau
·         Tidak merusak dan mempengaruhi  komposisi larutan analit yang akan diuji
·         Bersifat stabil pada berbagai tingkatan konsentrasi analit.
Meskipun begitu, analisis potensiometrik ini cenderung memiliki kekurangan dalam hal akurasi dan presisinya dikarenakan adanya potensial sambungan cair yang muncul di antara pertemuan larutan elektroda acuan dan larutan analit yang berkontribusi juga pada potensial sel yang terukur pada voltmeter




KESIMPULAN

Potensiometri adalah  satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan. Potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi
            Suatu ion,pH larutan , dan titik akhir titrasi. Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur  konsentrasi suatu  larutan,yang  dijelaskan melalaui persamaan Nerst .
            Elemen yang digunakan dalam potensiometri adalah Elektroda pembanding,elektroda Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Elektroda pembanding dibagi menjadi dua ,yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda pembanding skunder ( elektroda kalomel dan elektroda perak ).
Elektroda Indikator dibagi menjadi dua yaitu elektroda Logam dan elektroda membran.elektroda Logam  terdiri dari tiga macam,antara lain  elektroda jenis pertama ,kedua dan ketiga .sedangkan elektroda membran dibagi menjadi elektroda membran kaca,elektroda membran padat,elektroda membran cair dan elektroda membran gas.
            Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi .



Potensial Listrik (Metode Instrumentasi Potensiometri)

Potensial listrik
Potensial Listrik dapat didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan positif sebesar 1 satuan dari tempat tak terhingga ke suatu titik tertentu. Potensial listrik dapat pula diartikan sebagai energi potensial listrik per satuan muatan penguji.
Secara matematis, definisi diatas dapat ditulis,:                                                        
dengan V,U,dan q o masing-masing menyatakan potensial, energi potensial, dan muatan penguji. Menurut definisi diatas, satuan V adalah joule/coulomb atau sering disebut volt.
Metode instrumentasi dari potensial listrik adalah Potensiometri
Potensiometri adalah suatu cara analisis berdasarkan pengukuran beda potensial sel dari suatu sel elektrokimia. Metode potensiometri digunakan untuk  menentukan konsentrasi suatu ion (ion selective electrode), pH suatu larutan, dan  menentukan titik akhir titrasi.

Dasar – dasar pemeriksaan dengan metode potensiometri
Potensiometri merupakan salah satu cara pemeriksaan fisik kimia yang menggunakan peralatan listrik untuk mengukur potensial elektroda, besarnya potensial elektroda ini tergantung pada kepekatan ion–ion tertentu dalam larutan, karena itu dengan memakai persamaan Nernst :
                       
E  = Eo + k log (c)

Dimana :         E  = sel potensial yang diukur
                        Eo = konstan selama pemberian suhu
                        C  = konsentrasi yang ditentukan
                       
K  = RT log ( 10 ) / n F
           
Dimana :         R  = gas konstan
                        T  = suhu absolut
                        F  = suhu faraday konstan
           N = nomer dari elektron atau diambil dari satu molekul yang ditentukan
Tetapi dalam kenyataan ( n ) tidak diperlukan, itu terjadi jika ( n ) merupakan muatan yang sama dan telah terbentuk menjadi ionic dari yang telah ditentukan. Sehingga kepekatan ion dalam larutan dapat dihitung langsung dari harga potensial yang diukur itu.
            Potensial suatu elektroda tidak dapat diukur tersendiri, tetapi dapat ditentukan dengan menggunakan elektroda indikator dengan elektroda pembanding yang hanya memiliki harga potensial yang tetap selama pengukuran. Elektroda pembanding yang diambil sebagai baku international adalah elektroda hidrogen baku. Harga potensial elektroda ini ditetapkan nol pada kesadahan baku ( H+ )= 1 M, tekanan gas H2 = 1 atm dan suhu 25C, sedangkan gaya gerak listrik ( GGL ) pasangan elektroda itu diukur dengan bantuan potensiometer yang sesuai, dan sering digunakan peralatan elektronik.

Titrasi Potensiometri
Bermacam reaksi titrasi dapat dapat diikuti dengan pengukuran potensiometri. Reaksinya harus meliputi penambahan atau pengurangan beberapa ion yang sesuai dengan jenis elektrodanya. Potensial diukur sesudah penambahan sejumlah kecil volume titran secara berturut-turut atau secara kontinyu dengan perangkat automatik. Presisi dapat dipertinggi dengan sel konsentrasi.
a)     Reaksi netralisasi : Titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas. Tetapan ionisasi harus kurang dari 10-8.
b)     Reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan: pembentukan endapan atau kompleks akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan. Biasanya digunakan elektroda Ag dan Hg. Beberpa logam dapat dapat dititrasi dengan EDTA.
c)     Reaksi Redoks : Elektroda Pt atau elektroda inert dapat digunakan pada titrasi redoks. Oksidator kuat (KmnO4, K2Cr2O7, Co(NO3)3) membentuk lapisan logam-oksida yang harus dibebaskan dengan reduksi secara katoda dalam laritan encer.

Alat-Alat :
·       Elektrode pembanding (refference electrode)
Di dalam beberapa penggunaan analisis elektrokimia, diperlukan suatu elektrode dengan harga potensial setengah sel yang diketahui, konstan, dan sama sekali tidak peka terhadap komposisi larutan yang sedang diselidiki. Suatu elektrode yang memenuhi persyaratan diatas disebut elektrode pembanding (refference electrode ). Ada dua jenis elektrode pembanding akan diuraikan berikut ini.
1.      Elektroda pembanding primer
Contoh dari elektroda jenis ini adalah elektroda hidrogen standart.Elektroda ini terbuat dari platina hitam agar penyerapan gas hidrogen pada permukaan elektroda dapat terjadi secara maksimal, sehingga reaksi
H2 2 H+ + 2 e
Dapat berlangsung dengan cepat dan reversible. Potensial setengah sel dari elektroda pembanding primer adalah nol volt. Elektroda standart hidrogen jarang digunakan dalam proses analisis, tetapi hal ini penting karena elektroda standart yang digunakan untuk menentukan standart potensial sel pada standart setengah sel elektrokimia.
2.      Elektroda pembanding sekunder
Elektroda standart sekunder adalal elektroda yang sering digunakan dan banyak terdapat di pasar,karena penggunaannya yang lebih praktis. Ada dua macam elektroda standart sekunder yaitu elektroda kalomel dan elektroda perak/perak klorida.
a. Elektroda kalomel
Elektroda ini terbuat dari tabung gelas atau plastik dengan panjang ± 10cm dan garis tengah 0,5-1 cm yang dicelupkan ke dalam air raksa yang kontak dengan lapisan pasta Hg/HgCl2 yang terdapat pada tabung bagian dalam yang berisi campuran Hg, Hg2Cl2 dan KCl jenuh dan dihubungkan dengan larutan KCl jenuh melalui lubang kecil.
b. Elektroda perak
Elektroda pembanding yang mirip dengan elektroda calomel,terdiri dari suatu elektroda perak yang dicelupkan kedalam larutan KCI yang dijenuhkan dengan AgCI. Jika dibandingkan dengan elektroda kalomel, elektroda perak lebih unggul dalam temperatur yang tinggi. Namun, elektroda perak/perak klorida mempunyai kecenderungan untuk bereaksi dengan larutan membentuk kompleks perak yang tidak larut yang memungkinkan menyumbat jembatan garam yang menghubungkan larutan dan elektroda.
·       Elektroda indikator  (indicator electrode)
Elektroda indikator dibagi menjadi dua kategori, yaitu : elektroda logam dan elektroda membran. Elektroda logam dapat dikelompokkan ke dalam elektroda jenis pertama (first kind), elektroda jenis kedua(second kind),elektroda jenis ketiga(third kind)
1. Elektroda logam
Potensial dari elektroda logam ditentukan dari posisi reaksi redoks ketika elektroda dan larutan bertemu.terdapat tiga macam elektroda logam yaitu elektroda logam jenis pertama, elektroda logam jenis kedua, dan elektroda logam jenis ketiga.
a. Elektroda jenis pertama
Elektroda jenis pertama adalah elektroda yang langsung berkeseimbangan dengan kation yang berasal dari logam tersebut .Contoh,elektroda tembaga.
Cu2+ + 2e Cu(s)
b. Elektroda jenis kedua
Elektroda jenis kedua adalah elektroda yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi suatu anion yang dengan ion yang berasal dari elektroda endapan suatu ion kompleks yang stabil.contoh elektroda perak untuk halida, reaksinya dapat ditulis,
AgCl(s) Ag(s) + Cl
c. Elektroda jenis ketiga
Elektroda jenis ketiga adalah elektroda logam yang harga potensialnya bergantung pada konsentrasi ion logam lain. Contoh, elektroda Hg dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi Ca2+ , Zn2+ ,atau Cd2+ yang terdapat dalam larutan.
2. Elektroda membran
Elektroda membran telah digunakan dan dikembangakan cukup luas,karena dapat menentukan ion tertentu. Elektroda membran biasa disebut dengan elektroda selektif ion (ion selective electrode).Elektroda membran juga digunakan untuk penentuan pH dengan mengukur perbedaan potensial antara larutan pembanding yang keasamannya tetap dan larutan yang dianalisis.Elektroda membran dibagi empat macam yaitu elektroda membran kaca,elektroda membran cairan, elektroda padatan dan elektroda penunjuk gas.
a. Elektroda membran kaca
Kualitas paling bagus yang dijual dipasaran untuk elektroda membran kaca terbuat dari Corning 015, sebuah kaca yang terdiri dari 22% Na20, 6% CaO,dan 72% SiO. Ketika dicelupkan ke dalam larutan berair, maka pada bagian luar dari membran akan terhidrat sampai 10nm sampai beberapa jam. Hasil hidrasi dari membran menghasilkan muatan negatif, hal ini merupakan bagian dari fungsi kerja membran silika. Ion natrium, yang mampu bergerak menembus lapisan hidrat berfungsi sebagai ion penghitung. Ion hidrogen dari larutan berdifusi kedalam membran dan membentuk ikatan yang lebih kuat dengan membran sehingga mampu menggeser keberadaan ion Na+ yang mengakibatkan konsentrasiion H+ meningkat pada membran .
Elektroda membran kaca sering dijual dalam bentuk kombinasi antara indikator dan elektroda pembanding. Penggunaan satu elektroda sangat bermanfaat untuk pengukuran pH.
Kelebihan elektroda kaca :
·         Larutan uji tidak terkontaminasi
·         Zat-zat yang tidak mudah teroksidasi & tereduksi tidak berinteferensi
·         Elektroda ini bisa dibuat cukup kecil untuk disisipkan dalam volume larutan yang sangat kecil.
·         Tidak ada permukaan katalitis yang kehilangan aktivitasnya oleh kontaminasi seperti platina pada elektroda hidrogen.
Kelemahan elektroda kaca yaitu Pada kondisi pH yang sangat tinggi (misal NaOH 0,1M dengan pH = 13) berakibat :
§ spesifisitas untuk H+ hilang
§ Ketergatungan tegangan pH berkurang
§ Potensial menjadi tergantung pada aNa+
b. Elektroda membran padat
Elektroda ini menggunakan polikristal yang terdiri dari satuan kristal garam anorganik. Elektroda selektif ion polikristal ini dibentuk dari pelet tipis Ag2S atau campuran dari Ag2S dan garam perak atau logam  sulfida.
c. Elektroda membran cair
Elektroda membran cair adalah suatu fasa cair spesifik yang dibatasi oleh suatu dinding yang berpori inert. Cairan spesifik tersebut terdiri atas senyawa organik dengan berat molekul yang tinggi,tidak larut dalam air dan memiliki struktur yang memungkinkan terjadinya pertukaran ion antara ion bebas dalam larutan yang diukur dengan ion-ion yang terletak pada pusat kedudukan molekul cairan spesifik tersebut contoh: Na+ , K ,Ca2+ , Pb2+
d. Elektroda penunjuk gas
Elektroda ini dirancang untuk mendeteksi konsentrasi gas yang terlarut dalam larutan.

Komponen-komponen tersebut disusun  membentuk suatu sel potensiometri seperti pada gambar

Dari diagram skematik pada gambar 1 terlihat bahwa sel potensiometridisusun dari dua setengah sel yang dihubungkan dengan  jembatan garam yangberfungsi penyeimbang muatan larutan pada masing-masing setengah sel, selain itu juga berfungsi sebagai penghubung antara dua setengah sel tersebut. Masing-masing setengah sel terdapat elektroda yang tercelup dalamlarutan elektrolit untuk ditentukan konsentrasinya oleh potensial elektrodanya. Pemisahanelektrode ini diperlukan untuk mencegah terjadinya reaksi redoks spontan dari laruan-larutanelektrolit yang digunakan dalam sel potensiometri.Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur konsentrasi suatu larutan, dalam hal ini hubungan antara potensial sel dan konsentrasi dapatdijelaskan melalui persamaan Nerst
E = Eo – RT ln Q
nF
Dimana :
Eo : standar potensial reduksi
R : konsanta gas
T : temperatur ( K )
n : jumlah elektron yang terlibat dalam rekasi reduksi
F : konstanta faraday
Q : reaksi quosien.

Jika temperatur dalam laboratorium 298 K ,maka ln diubah ke log, maka diperoleh persamaan berikut
E = Eo – 0,05916 log Q
n
Dimana E dinyatakan dalam satuan volt Mengingat bahwa potensial dari sel elektrokimia potensiometri adalah
Ecell = Ec – Ea

Komponen sel potensiometri bersifat sederhana yaitu terdiri dari sebuah elektroda acuan, elektroda indikator, rangkaian jembatan garam, dan pengukur tegangan (voltmeter).
Elektroda acuan merupakan elektroda yang telah diketahui  potensialnya secara pasti dan potensialnya bernilai konstan pada temperatur konstan selama pengukuran berlangsung. Nilai potensial dari elektroda ini juga tidak tergantung pada komposisi dari larutan uji. Elektroda acuan dapat berupa elektroda hidrogen standar (standard hydrogen electrode), elektroda kalomel jenuh (saturated calomel electrode), dan elektroda perak-perak klorida.
Elektroda indikator merupakan elektroda yang potensialnya merespons perubahan aktivitas dalam larutan uji. Elektroda indikator dapat berupa elektroda membran, elektroda inert, maupun elektroda logam. Rangkaian jembatan garam yang terdapat dalam sel  potensiometri berfungsi mencegah tercampurnya komponen dari larutan uji dengan elektroda acuan. Jembatan garam ini juga berperan dalam meminimalisasi besarnya nilai potensial sambungan cair yang terukur di voltmeter.

Dalam melaksanakan analisis potensiometrik, terdapat 2 metode yang mungkin dipilih yaitu Potensiometri langsung (direct potentiometry) dan Titrasi  potensiometri
A.      Potensiometri langsung
Metode ini dapat dilakukan dengan pengukuran ion spesifik untuk mengukur ion hidrogen atau lainnya dengan mengunakan ph meter.
B.      Titrasi potensiometri
Metode ini melibatkan pengukuran potensial antara suatu elektroda indikator dan elektroda pembanding. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi, misalnya dalam hal larutan keruh atau bila daerah kesetaraan sangat pendek dan tidak cocok untuk penetapan titik akhir titrasi dengan indikator. Titik akhir dalam titrasi potensiometri dapat dideteksi dengan menetapkan volume bila mana terjadi perubahan potensial yang relatif besar ketika ditambahkan titran. Reaksi-reaksi yang berperan dalam pengukuran titrasi potensiometri   yaitu reaksi pembentukan kompleks, reaksi netralisasi, pengendapan, dan reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan membebaskan ion terhidrasi dari larutan.  Umumnya digunakan elektroda Ag dan Hg, sehingga berbagai logam dapat dititrasi. Reaksi netralisasi terjadi pada titrasi asam basa dapat diikuti dengan elektroda indikatornya elektroda gelas.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu dalam memeilih metode mana yang akan digunakan perlu dipertimbagkan metode yang akan memaksimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangan pada situasi dan kondisi  pengukuran.
Potensiometri dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kimia teoritis maupun praktikal. Penerapan secara teoritis dari potensiometri yaitu  penentuan tetapan kesetimbangan termodinamika seperti Ka, Kb, dan Ksp. Sementara itu penerapan secara praktikal yaitu pembuatan pH meter, penentuan kadar polutan dalam lingkungan, dan pemeriksaan pH produk industri.
Potensiometri  juga merupakan salah satu metode analisis elektrokimiawi untuk menentukan konsentrasi larutan analit yang menggunakan reaksi reduksi-oksidasi dan persamaan Nerst sebagai prinsip dasarnya. Metode ini sering kali digunakan pada kehidupan sehari hari daripada analisis elektrokimia lainnya dikarenakan memiliki beberapa kelebihan, seperti :
·         Komponen penyusun bernilai ekonomis (murah)
·         Kuat, Kompak, Tahan lama
·         Mudah dirangkai
·         Mudah diamati dan dipantau
·         Tidak merusak dan mempengaruhi  komposisi larutan analit yang akan diuji
·         Bersifat stabil pada berbagai tingkatan konsentrasi analit.
Meskipun begitu, analisis potensiometrik ini cenderung memiliki kekurangan dalam hal akurasi dan presisinya dikarenakan adanya potensial sambungan cair yang muncul di antara pertemuan larutan elektroda acuan dan larutan analit yang berkontribusi juga pada potensial sel yang terukur pada voltmeter




KESIMPULAN

Potensiometri adalah  satu cara elektrokimia untuk analisa ion secara kuantitatif berdasarkan pengukuran potensial dari elektroda yang peka terhadap ion yang bersangkutan. Potensiometri digunakan untuk menentukan konsentrasi
            Suatu ion,pH larutan , dan titik akhir titrasi. Potensiometri digunakan sebagai salah satu metode untuk mengukur  konsentrasi suatu  larutan,yang  dijelaskan melalaui persamaan Nerst .
            Elemen yang digunakan dalam potensiometri adalah Elektroda pembanding,elektroda Indikator,Jembatan garam dan larutan yang dianalisis.
Elektroda pembanding dibagi menjadi dua ,yaitu elektroda pembanding primer dan elektroda pembanding skunder ( elektroda kalomel dan elektroda perak ).
Elektroda Indikator dibagi menjadi dua yaitu elektroda Logam dan elektroda membran.elektroda Logam  terdiri dari tiga macam,antara lain  elektroda jenis pertama ,kedua dan ketiga .sedangkan elektroda membran dibagi menjadi elektroda membran kaca,elektroda membran padat,elektroda membran cair dan elektroda membran gas.
            Proses titrasi potensiometri dapat dilakukan dengan bantuan elektroda indikator dan elektroda pembanding yang sesuai. Cara potensiometri ini bermanfaat bila tidak ada indikator yang cocok untuk menentukan titik akhir titrasi .





BAB I
Pendahuluan
1.1.                       Latar Belakang

Makalah ini membahas fisiologi dasar sistem perkemihan manusia. Sistem perkemihan manusia pada pria dan wanita sedikit berbeda, sebagian besar berkaitan dengan struktur genitalia eksterna. Fungsi sistem kemih pada pria dan wanita juga pada dasarnya sama. Mahasiswa perlu mengetahui dasar-dasar fisiologi ginjal agar dapat memahami perubahan yang terjadi di sistem ginjal. Walaupun sering dianggap hanya sebagai suatu organ yang diperlukan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolism, ginjal penting untuk mempertahankan keseimbangan air, garam, dan elektrolit, dan merupakan suatu kelenjar endokrin yang mengeluarkan paling sedikit tiga hormone. Ginjal membantu mengontrol tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ginjal mempunyai fungsi yang paling penting yaitu menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh. Akhirnya, ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dengan filtrasi darah dan mensekresinya dalam urine. Sedangkan zat yang dibutuhkan kembali ke dalam darah.
Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit sesuai dengan asupan. Melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika asupan kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat





1.2.   Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan antara lain:
 1.    Sebagai tugas mata kuliah fisiologi manusia
2.    Menjelaskan struktur dan fungsi ginjal serta fungsi tubulus.
3.    Menjelaskan filtrasi glomerulus.
4.    Menjelaskan fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra.
5.    Menjelaskan proses berkemih dan komposisi urine.




BAB II
Pembahasan

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) daridarah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

                    A.    Letak
Ginjal terletak dibelakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai dari vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan ke bawah karena kontraksi diafragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsul fibrosa, lalu dikelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fascia perinefrik yang juga menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks ginjal merupakan zona luar ginjal dan medulla ginjal merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medulla terdiri dari ansa henle, fasa rekta, dan bagian akhir dari duktus kolektivus.
                  B.     Struktur detail
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, venarenal, dan ureter.
                 C.    Vaskularisasi
Pada pelvis ginjal metanefrik menerima suplay darah dari cabang pelvis aorta. Seiring ginjal bergerak ke atas ke posisi terakhir di abdomen posterior, arteri ini mengalami regresi dan ginjal diperdarahi oleh arteri renalis, yang berasal dari aorta pada level yang lebih tinggi. Sering terjadi arteri awal tetap persisten sebagai arteri renalis tambahan. Dapat terjadi juga satu atau kedua ginjal tetap berada di pelvis. Jika kedua ginjal tetap berada di pelvis, keduanya dapat saling berdekatan dan berfusi pada bagian bawah, membentuk ginjal tapal kuda yang tidak dapat bergerak naik karena adanya arteri mesentrika inferior di atasnya. Jika tonjolan ureter membelah dapat terbentuk dua ureter atau dua pelvis ginjal yang bermuara pada satu ureter.

                  
D.    Bagian-bagian Ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebutkapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
 Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1.      kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2.      lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3.      selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah atau pun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

1.      FILTRASI GLOMERULUS
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa) terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai ”filtrat glomerulus” dan kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar 125ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.

2.       TUBULUS
a.       Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya
terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan).
Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85
persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
b.       Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

1.      Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.

2.      Nefron
Setiap ginjal memiliki sekitar sejuta nefron, yang masing-masing panjangnya sekitar 3 cm. nefron adalah tubulus yang tertutup di satu ujung dan terbuka ke duktus koligentes (collecting duct) di ujung yang lain. Nefron memiliki enam region tersendiri, masing-masing beradaptasi untuk melakukan fungsi spesifik. Terdapat dua jenis nefron. Sebagian besar nefron (90%) adalah nefron korteks; nefron ini memiliki ansa Henle (loops of Henle) yang pendek dan terutama berperan dalam pengendalian volume plasma pada kondisi normal. Nefron jukstaglomerulus, yang memiliki ansa (lengkung) Henle yang lebih panjang, dapat meningkatkan retensi air apabila persediaan air kurang.
           Korpustel ginjal terdiri atas kapsul Bowman, suatu tabung buntu, dan glomerulus, suatu susunan kapiler membentuk kumparan yang dikelilingi oleh invaginasi kapsul Bowman. Glomerulus membentuk kapiler dengan luas permukaan yang besar tempat lewatnya berbagai substansi menembus sel epitel gepeng khusus untuk masuk ke kapsul nefron. Terdapat susunan kapiler ganda yang arterior aferen memasok kapiler glomerulus dan arterior eferen berjalan dari glomerulus kejaringan kapiler kedua yang memperdarah bagian nefronsisanya.Vasokonstriksi diferensial arterior aferen dan eferen mempertahankan tekanan darah di dalam glomerulus agar konstan sehingga laju filtrasi konstan. Produksi urine bergantung pada tiga tahap: filtrasi sederhana, reabsopsi selektif, dan sekresi.

A.    HORMON PADA GINJAL

·         Hormon yang bekerja pada ginjal
o   Hormon antidiuretik ( ADH atau vasopressin )
Merupakan peptida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior, hormon ini menngkatkan reabsorbsi air pada duktus kolektifus.
o   Aldosteron
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, hormon ini meningkatkan reabsorbsi natrium pada duktus kolektivus.
o   Peptida Natriuretik ( NP )
Diproduksi oleh sel jantung dan meningatkan ekskresi natrium pada duktus kolektivus.
o   Hormon paratiroid
Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.
·         Hormon yang dihasilkan oleh ginjal
o   Renin
Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus jukstaglomerular, hormon ini menyebabkan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada tubulus proximal dan bekerja melalui aldosteron ada tubulus distal. Hormon ini juga merupakan vasokonstriktor kuat.
o   Vitamin D
Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal, berperan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
o   Eritropoeitein
Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormon ini meningkatkan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
o   Prostaglandin
Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada tonus pembuluh darah ginjal.

Tahap Pembentukan Urine:                             
Ø  Proses Filtrasi (ultrafiltrasi)
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa) terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai “filtrat glomerulus” dan kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar 125 ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.
Ø  Proses Absorpsi
Filtrat glomerulus direabsorpsi dari bagian lain nefron ke kapiler di sekitarnya. Tubulus kontortus proksimalis merupakan bagian yng paling lebar dan panjang dari nefron keseluruhan (sekitar 1,4 cm panjangnya). Sel yang melapisi bagian dalam saluran ini mengandung sejumlah besar mitokondria untuk menghasilkan energi untuk manjalankan transportasi aktif karena sebagian besar reabsorpsi filtrat glomerulus berlangsung disini. Sebagian zat, misalnya glukosa dan asam amino, direabsorpsi secara total dan dalam keadaan normal tidak terdapat di urine. Reabsorpsi zat sisa umumnya incomplete sehingga, sebagai contoh, sejumlah besar urea diekskresikan. Direabsorpsi zat lain berada dibawah pengendalian beberapa hormone. Hormone antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH) mengembalikan insersi protein ke dalam dinding tubulus kontortus proksimalis dan duktus koligentes sehingga air dapat meninggalkan filtrate yang menyebabkan jumlah urine berkurang. Pembentukan urine yang pekat dipermudah oleh susunan fisik ansa Henle dan kapiler disekitarnya, yang membentuk dan mempertahankan kondisi untuk reabsopsi air oleh osmosis. Kalsitonin mengatur reabsopsi kalsium dan fosfat aldosteron mempengaruhi reabsorpsi natrium.
Ø  Proses Sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun, pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis

KOMPOSISI URINE : BAHAN-BAHAN YANG DIEKSKRESIKAN DALAM URINE
Komposisi urine normal. Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut

Air
96%
Benda Padat
4 %(terdiri atas urea 2% dan produk metabolic lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolism protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah ammonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap seratus ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
-          Asam urat. Pada normal asam urat di dalam darah adalah 2 – 3 mg setiap 100 cm, sedagkan 1,5 – 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
-          Keratin adalah hasil buangan keratin dalam otot. Produk metabolism lain mencakup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan uratik.
-          Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.



BAB III
PENUTUP

                                     KESIMPULAN

 Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat penting. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.


DAFTAR PUSTAKA
 1. Buduanto,A.2005.Guidance to AnatomyII.Surakarta:keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS 
3.  pdfPura,L,et al(2011) diakses pada tanggal 18 April 2011 pukul 20.48 
4.  Ganong,W,F(1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17. Jakarta:EGC


MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI (Sistem Filtrasi-Anatomi Ginjal)


BAB I
Pendahuluan
1.1.                       Latar Belakang

Makalah ini membahas fisiologi dasar sistem perkemihan manusia. Sistem perkemihan manusia pada pria dan wanita sedikit berbeda, sebagian besar berkaitan dengan struktur genitalia eksterna. Fungsi sistem kemih pada pria dan wanita juga pada dasarnya sama. Mahasiswa perlu mengetahui dasar-dasar fisiologi ginjal agar dapat memahami perubahan yang terjadi di sistem ginjal. Walaupun sering dianggap hanya sebagai suatu organ yang diperlukan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolism, ginjal penting untuk mempertahankan keseimbangan air, garam, dan elektrolit, dan merupakan suatu kelenjar endokrin yang mengeluarkan paling sedikit tiga hormone. Ginjal membantu mengontrol tekanan darah terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Ginjal mempunyai fungsi yang paling penting yaitu menyaring plasma dan memindahkan zat dari filtrat pada kecepatan yang bervariasi tergantung pada kebutuhan tubuh. Akhirnya, ginjal membuang zat yang tidak diinginkan dengan filtrasi darah dan mensekresinya dalam urine. Sedangkan zat yang dibutuhkan kembali ke dalam darah.
Untuk mempertahankan homeostatis ekskresi air dan elektrolit sesuai dengan asupan. Melebihi ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan mengikat. Jika asupan kurang dari ekskresi jumlah zat dalam tubuh akan berkurang. Kapasitas ginjal untuk mengubah ekskresi natrium sebagai respons terhadap perubahan asupan natrium sangat besar. Ini menunjukkan bahwa pada manusia normal natrium dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai untuk air dan kebanyakan elektrolit lainnya, seperti klorida, kalium, kalsium, hidrogen, magnesium dan fosfat





1.2.   Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan antara lain:
 1.    Sebagai tugas mata kuliah fisiologi manusia
2.    Menjelaskan struktur dan fungsi ginjal serta fungsi tubulus.
3.    Menjelaskan filtrasi glomerulus.
4.    Menjelaskan fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra.
5.    Menjelaskan proses berkemih dan komposisi urine.




BAB II
Pembahasan

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) daridarah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

                    A.    Letak
Ginjal terletak dibelakang peritoneum pada bagian belakang rongga abdomen, mulai dari vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena adanya hati. Saat inspirasi, kedua ginjal tertekan ke bawah karena kontraksi diafragma. Setiap ginjal diselubungi oleh kapsul fibrosa, lalu dikelilingi oleh lemak perinefrik, kemudian oleh fascia perinefrik yang juga menyelubungi kelenjar adrenal. Korteks ginjal merupakan zona luar ginjal dan medulla ginjal merupakan zona dalam yang terdiri dari piramida-piramida ginjal. Korteks terdiri dari semua glomerulus dan medulla terdiri dari ansa henle, fasa rekta, dan bagian akhir dari duktus kolektivus.
                  B.     Struktur detail
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, venarenal, dan ureter.
                 C.    Vaskularisasi
Pada pelvis ginjal metanefrik menerima suplay darah dari cabang pelvis aorta. Seiring ginjal bergerak ke atas ke posisi terakhir di abdomen posterior, arteri ini mengalami regresi dan ginjal diperdarahi oleh arteri renalis, yang berasal dari aorta pada level yang lebih tinggi. Sering terjadi arteri awal tetap persisten sebagai arteri renalis tambahan. Dapat terjadi juga satu atau kedua ginjal tetap berada di pelvis. Jika kedua ginjal tetap berada di pelvis, keduanya dapat saling berdekatan dan berfusi pada bagian bawah, membentuk ginjal tapal kuda yang tidak dapat bergerak naik karena adanya arteri mesentrika inferior di atasnya. Jika tonjolan ureter membelah dapat terbentuk dua ureter atau dua pelvis ginjal yang bermuara pada satu ureter.

                  
D.    Bagian-bagian Ginjal
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang disebutkapsula fibrosa ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di sebelah atas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula(atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
 Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga lapisan:
1.      kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2.      lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3.      selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah atau pun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

1.      FILTRASI GLOMERULUS
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa) terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai ”filtrat glomerulus” dan kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar 125ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.

2.       TUBULUS
a.       Tubulus Kontortus Proksimal
Tubulus kontortus proksimal berjalan berkelok-kelok dan berakhir sebagai saluran yang lurus di medula ginjal (pars desendens Ansa Henle). Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas-batas yang sukar dilihat. Inti sel bulat, bundar, biru dan biasanya
terletak agak berjauhan satu sama lain. Sitoplasmanya bewarna asidofili (kemerahan).
Permukaan sel yang menghadap ke lumen mempunyai paras sikat (brush border). Tubulus ini terletak di korteks ginjal. Fungsi tubulus kontortus proksimal adalah mengurangi isi filtrat glomerulus 80-85
persen dengan cara reabsorpsi via transport dan pompa natrium. Glukosa, asam amino dan protein seperti bikarbonat, akan diresorpsi

Jaringan ginjal. Warna biru menunjukkan satu tubulus
b.       Tubulus kontortus distal
Tubulus kontortus distal berjalan berkelok-kelok. Dindingnya disusun oleh selapis sel kuboid dengan batas antar sel yang lebih jelas dibandingkan tubulus kontortus proksimal. Inti sel bundar dan bewarna biru. Jarak antar inti sel berdekatan. Sitoplasma sel berwarna basofil (kebiruan) dan permukaan sel yang mengahadap lumen tidak mempunyai paras sikat. Bagian ini terletak di korteks ginjal. Fungsi bagian ini juga berperan dalam pemekatan urin.

1.      Ansa Henle
Ansa henle terbagi atas 3 bagian yaitu bagian tebal turun (pars asendens), bagian tipis (segmen tipis) dan bagian tebal naik (pars asendens). Segmen tebal turun mempunyai gambaran mirip dengan tubulus kontortus proksimal, sedangkan segmen tebal naik mempunyai gambaran mirip tubulus kontortus distal. Segmen tipis ansa henle mempunyai tampilan mirip pembuluh kapiler darah, tetapi epitelnya sekalipun hanya terdiri atas selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih jelas terlihat. Selain itu lumennya tampak kosong. Ansa henle terletak di medula ginjal. Fungsi ansa henle adalah untuk memekatkan atau mengencerkan urin.

2.      Nefron
Setiap ginjal memiliki sekitar sejuta nefron, yang masing-masing panjangnya sekitar 3 cm. nefron adalah tubulus yang tertutup di satu ujung dan terbuka ke duktus koligentes (collecting duct) di ujung yang lain. Nefron memiliki enam region tersendiri, masing-masing beradaptasi untuk melakukan fungsi spesifik. Terdapat dua jenis nefron. Sebagian besar nefron (90%) adalah nefron korteks; nefron ini memiliki ansa Henle (loops of Henle) yang pendek dan terutama berperan dalam pengendalian volume plasma pada kondisi normal. Nefron jukstaglomerulus, yang memiliki ansa (lengkung) Henle yang lebih panjang, dapat meningkatkan retensi air apabila persediaan air kurang.
           Korpustel ginjal terdiri atas kapsul Bowman, suatu tabung buntu, dan glomerulus, suatu susunan kapiler membentuk kumparan yang dikelilingi oleh invaginasi kapsul Bowman. Glomerulus membentuk kapiler dengan luas permukaan yang besar tempat lewatnya berbagai substansi menembus sel epitel gepeng khusus untuk masuk ke kapsul nefron. Terdapat susunan kapiler ganda yang arterior aferen memasok kapiler glomerulus dan arterior eferen berjalan dari glomerulus kejaringan kapiler kedua yang memperdarah bagian nefronsisanya.Vasokonstriksi diferensial arterior aferen dan eferen mempertahankan tekanan darah di dalam glomerulus agar konstan sehingga laju filtrasi konstan. Produksi urine bergantung pada tiga tahap: filtrasi sederhana, reabsopsi selektif, dan sekresi.

A.    HORMON PADA GINJAL

·         Hormon yang bekerja pada ginjal
o   Hormon antidiuretik ( ADH atau vasopressin )
Merupakan peptida yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior, hormon ini menngkatkan reabsorbsi air pada duktus kolektifus.
o   Aldosteron
Merupakan hormon steroid yang diproduksi oleh korteks adrenal, hormon ini meningkatkan reabsorbsi natrium pada duktus kolektivus.
o   Peptida Natriuretik ( NP )
Diproduksi oleh sel jantung dan meningatkan ekskresi natrium pada duktus kolektivus.
o   Hormon paratiroid
Merupakan protein yang diproduksi oleh kelenjar paratiroid, hormon ini meningkatkan ekskresi fosfat, reabsorbsi kalsium dan produksi vitamin D pada ginjal.
·         Hormon yang dihasilkan oleh ginjal
o   Renin
Merupakan protein yang dihasilkan oleh apparatus jukstaglomerular, hormon ini menyebabkan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II berfungsi langsung pada tubulus proximal dan bekerja melalui aldosteron ada tubulus distal. Hormon ini juga merupakan vasokonstriktor kuat.
o   Vitamin D
Merupakan hormon steroid yang dimetabolisme di ginjal, berperan meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfat dari usus.
o   Eritropoeitein
Merupakan protein yang diproduksi di ginjal, hormon ini meningkatkan pembentukan sel darah merah di sumsum tulang.
o   Prostaglandin
Diproduksi di ginjal, memiliki berbagai efek terutama pada tonus pembuluh darah ginjal.

Tahap Pembentukan Urine:                             
Ø  Proses Filtrasi (ultrafiltrasi)
Filtrasi adalah proses pasif yang terjadi melalui dinding semipermeabel glomerulus dan kapsul glomerulus. Semua zat dengan massa molekul kurang dari 68 kilodalton (kDa) terdorong keluar dari kapiler glomerulus untuk masuk ke kapsul Bowman. Jadi, air dan molekul kecil masuk ke nefron, sedangkan sel darah, protein plasma, dan molekul besar lainnya bertahan di darah. Isi kapsul Bowman disebut sebagai “filtrat glomerulus” dan kecepatan pembentukan cairan ini disebut sebagai “laju filtrasi glomerulus” (glomerular filtration rate, GFR). Ginjal membentuk sekitar 180 liter cairan encer setiap hari (GFR sekitar 125 ml/mnt). Sebagian besar cairan ini secara selektif direabsorpsi sehingga volume akhir urine yang dibentuk adalah sekitar 1 sampai 1,5 liter per hari.
Ø  Proses Absorpsi
Filtrat glomerulus direabsorpsi dari bagian lain nefron ke kapiler di sekitarnya. Tubulus kontortus proksimalis merupakan bagian yng paling lebar dan panjang dari nefron keseluruhan (sekitar 1,4 cm panjangnya). Sel yang melapisi bagian dalam saluran ini mengandung sejumlah besar mitokondria untuk menghasilkan energi untuk manjalankan transportasi aktif karena sebagian besar reabsorpsi filtrat glomerulus berlangsung disini. Sebagian zat, misalnya glukosa dan asam amino, direabsorpsi secara total dan dalam keadaan normal tidak terdapat di urine. Reabsorpsi zat sisa umumnya incomplete sehingga, sebagai contoh, sejumlah besar urea diekskresikan. Direabsorpsi zat lain berada dibawah pengendalian beberapa hormone. Hormone antidiuretik (antidiuretic hormone, ADH) mengembalikan insersi protein ke dalam dinding tubulus kontortus proksimalis dan duktus koligentes sehingga air dapat meninggalkan filtrate yang menyebabkan jumlah urine berkurang. Pembentukan urine yang pekat dipermudah oleh susunan fisik ansa Henle dan kapiler disekitarnya, yang membentuk dan mempertahankan kondisi untuk reabsopsi air oleh osmosis. Kalsitonin mengatur reabsopsi kalsium dan fosfat aldosteron mempengaruhi reabsorpsi natrium.
Ø  Proses Sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambah zat-zat ke dalam cairan. Filtrasi selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun, pH darah dan cairan tubuh dapat dipertahankan sekitar 7,4 (alkalis). Sel tubuh membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi sebagai amonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis

KOMPOSISI URINE : BAHAN-BAHAN YANG DIEKSKRESIKAN DALAM URINE
Komposisi urine normal. Urine terutama terdiri atas air, urea dan natrium klorida. Pada seseorang yang menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 – 100 gram protein dalam 24 jam, jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut

Air
96%
Benda Padat
4 %(terdiri atas urea 2% dan produk metabolic lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolism protein. Berasal dari asam amino yang telah dipindah ammonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30 gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap seratus ccm darah, tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum.
-          Asam urat. Pada normal asam urat di dalam darah adalah 2 – 3 mg setiap 100 cm, sedagkan 1,5 – 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
-          Keratin adalah hasil buangan keratin dalam otot. Produk metabolism lain mencakup benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan uratik.
-          Elektrolit atau garam, seperti natrium dan kalium klorida, diekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.



BAB III
PENUTUP

                                     KESIMPULAN

 Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat penting. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih). Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.


DAFTAR PUSTAKA
 1. Buduanto,A.2005.Guidance to AnatomyII.Surakarta:keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS 
3.  pdfPura,L,et al(2011) diakses pada tanggal 18 April 2011 pukul 20.48 
4.  Ganong,W,F(1998). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran ed 17. Jakarta:EGC



Jam Ku

Total Tayangan Halaman

Popular Posts