Kreatin
kinase (CK) atau juga dikenal dengan nama kreatin fosfokinase (CPK) merupakan
enzim yang ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada otot jantung dan otot
rangka, dan dalam konsentrasi rendah pada jaringan otak.
CK adalah
suatu molekul dimerik yang terdiri dari sepasang monomer berbeda yang disebut M
(berkaitan dengan otot), dan B (berkaitan dengan otak), sehingga terdapat tiga
isoenzim yang dapat terbentuk : CK1 (BB), CK2 (MB), dan CK3 (MM).
Isoenaim-isoenzim tersebut dibedakan dengan proses elektroforesis, kromatografi
pertukaran ion, dan presipitasi imunokimia.
Distribusi
isoenzim CK relatif spesifik jaringan. Sumber jaringan utama CK adalah otak dan
otot polos (BB), otot jantung (MB dan MM), dan otot rangka (MM; otot rangka
normal juga memiliki sejumlah kecul MB, kurang dari 1%).
Pemakaian
utama CK untuk kepentingan klinis adalah untuk mendeteksi infark miokardium
akut (MCI). Distribusi CK dalam miokardium adalah sekitar 80% MM dan 20 % MB,
sedangkan isoenzim di otot rangka hampir seluruhnya adalah MM. Dengan demikian
kemunculan mendadak CK-MB dalam serum mengisyaratkan asal dari miokardium,
terutama pada situasi klinis yang pasiennya mengalami nyeri dada dan perubahan
elektrokardiogram. CK dan CK-MB serum meningkat dalam 4 – 6 jam setelah MCI
akut, mencapai puncaknya dalam 18 – 24 jam (> 6 kali kadar normalnya) dan
kembali normal dalam 3 – 4 hari, kecuali jika terjadi perluasan infark atau
reinfark.
Sensitivitas
CK-MB sangat baik (hampir 100%) dengan spesifisitas agak rendah. Peningkatan
CK-MB isoenzim dapat menandakan terjadinya kerusakan otot jantung. CK-MB juga
dapat meninggi pada kasus-kasus bukan MCI atau non-coronary obstructive
myocardial necrosis, seperti peradangan, trauma, degenerasi.
Untuk
meningkatkan ketelitian penentuan diagnosis MCI dapat digunakan rasio antara
CK-MB dengan CK total. Apabila kadar CK-MB dalm serum melebihi 6 – 10 % dari CK
total, dan tes-tes tersebut diperiksa selama 36 jam pertama setelah onset
penyakit, maka diagnosis MCI dapat dianggap hampir pasti.
Spesimen
Spesimen yang digunakan untuk uji CK dan CK-MB adalah serum atau plasma heparin dari darah vena. Pengambilan darah untuk uji CK dan CK-MB sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan injeksi intra muscular (IM). Sampel serum atau plasma harus bebas dari hemolisis (untuk mencegah pencemaran oleh adenilat kinase) dan disimpan dalam keadaan beku apabila tidak langsung diperiksa. Serum atau plasma dapat digunakan untuk imunoassay CK-MB; antigen stabil pada suhu kamar selama beberap jam sampai beberapa hari, walaupun anlisis harus segera dilakukan untuk menghasilkan informasi yang signifikan secara klinis.
Nilai Rujukan
DEWASA
- Pria : 5 – 35 µg/ml, 30 – 180 IU/l, 55 – 170 U/l pada suhu 37oC (satuan SI)
- Wanita : 5 – 25 µg/ml, 25 – 150 IU/l, 30 – 135 U/l pada suhu 37oC (satuan SI)
ANAK
- Neonatus : 65 – 580 IU/l pada suhu 30oC,
- Anak laki-laki : 0 – 70 IU/l pada suhu 30oC,
- Anak perempuan : 0 – 50 IU/l pada suhu 30oC
Catatan : nilai rujukan tergantung metode yang digunakan, konsultasikan dengan laboratorium yang bersangkutan.
Masalah Klinis
Keadaan yang mempengaruhi peningkatan kadar kreatin kinase :
PENINGKATAN BESAR (Lebih dari 5 kali Normal) : Distrofi otot Duchenne, polimiositis, dermatomiositis, infark miokardium akut (MCI akut)
PENINGKATAN RINGAN – SEDANG (2-4 kali Normal) : Infark miokardium akut (MCI akut), cedera iskemik berat; olah raga berat, taruma, cedera serebrovaskuler (CVA), tindakan bedah; delirium tremens, miopatik alkoholik; infark paru; edema paru (beberapa pasien); hipotiroidisme; psikosis agitatif akut. Pengaruh obat : Injeksi IM, deksametason (Decadron), furosemid (lasix), aspirin (dosis tinggi), ampisilin, karbenisilin, klofibrat.
CK isoenzim :
- CK-MM : Distrofi muskular, delirium tremens, cedera/trauma remuk, status bedah dan pasca bedah, aktifitas berat, injeksi IM, hipokalemia, hemofilia, hipotiroidisme.
- CK-MB : MCI akut, angina pektoris berat, bedah jantung, iskemia jantung, miokarditis, hipokalemia, defibrilasi jantung.
- CK-BB : CVA, perdarahan subaraknoid, kanker pada otak, cedera otak akut, sindrom Reye, embolisme dan infark paru, kejang.
Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium
- Injeksi IM dapat menyebabkan peningkatan kadar CK/CPK total.
- Hemolisis pada sampel
- Aktifitas berat dapat menyebabkan peningkatan kadar.
- Trauma dan tindakan bedah dapat meningkatkan kadar.
0 komentar:
Posting Komentar