Pengumpulan spesimen merupakan tahapan yang
penting dalam menentukan baik-buruk atau valid-tidaknya sebuah hasil
pemeriksaan laboratorium. Namun, hal ini seringkali tidak menjadi perhatian
yang serius di kalangan petugas laboratorium. Apalagi jika proses pengambilan
spesimen dilakukan oleh pihak lain, seperti misalnya perawat.
Minimnya informasi mengenai pengaruh
sampling terhadap hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan para petugas
sampling kurang hati-hati atau bahkan tidak mengikuti prosedur pengambilan
spesimen yang benar. Dan kerena itu, seringkali dijumpai komplain dari pengguna
jasa laboratorium (misalnya dokter/klinisi) akibat tidak sesuainya hasil
pemeriksaan lab dengan kondisi atau penyakit pasien.
Terdapat beberapa hal yang harus mendapat perhatian dalam pengambilan spesimen :
JENIS SPESIMEN. Spesimen yang hendak
diambil hendaknya disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
Spesimen yang dipergunakan dalam pemeriksaan laboratorium banyak macamnya,
yaitu : darah utuh (whole blood), plasma, serum, urine (urine pagi hari,
urine sewaktu, urine tampung 24 jam), tinja (faeses), dahak (sputum), cairan
otak, cairan ascites, cairan pleura, cairan sendi, nanah (pus), usap (swab)
luka, usap tenggorok, usap hidung, usap nasofaring, sumsum tulang, dsb.
VOLUME SPESIMEN. Volume spesimen harus mencukupi untuk tiap jenis pemeriksan.
KONDISI SPESIMEN. Spesimen harus layak untuk
diperiksa, yaitu tidak mengalami kerusakan, seperti tidak hemolisis, tidak beku
atau mengandung bekuan (jika digunakan untuk pemeriksaan hematologi), tidak
berubah warna, segar/tidak kadaluwarsa dan steril (terutama untuk pemeriksaan
bakteriologi.
ANTIKOAGULAN. Jenis antikoagulan yang
dipergunakan harus sesuai dengan jenis pemeriksaan. Penggunaannya juga harus
benar, takarannya harus sesuai.
PERALATAN SAMPLING DAN WADAH SPESIMEN.
Peralatan sampling dan wadah spesimen harus memenuhi syarat, yaitu : bersih,
kering, tidak mempengaruhi komposisi zat-zat atau material seluler yang ada
dalam spesimen, sekali pakai - buang (disposable).
LOKASI PENGAMBILAN SPESIMEN. Spesimen darah
umumnya diaspirasi dari vena. Tetapi penting diperhatikan, bahwa tempat aspirasi
darah vena harus dipilih pada tempat yang tidak dilalui jalur infus.
Pengambilan spesimen darah pada lengan yang terdapat selang infus dapat
menyebabkan perubahan pada hasil pemeriksaan.
AKTIVITAS PASIEN. Aktivitas fisik pasien
sesaat sebelum dilakukan sampling berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan.
Pasien yang melakukan olah raga atau aktivitas fisik yang berat dapat
menyebabkan temuan palsu, ini terutama pada pemeriksaan enzim.
WAKTU PENGAMBILAN. Waktu yang terbaik untuk
pengambilan sampel adalah pagi hari karena waktu ini adalah yang paling ideal,
dimana umumnya nilai normal ditetapkan pada keadaan basal.
PENCATATAN DAN LABELISASI. Formulir
permintaan harus mencantumkan informasi berikut : nama pasien, usia, jenis
kelamin, nama dokter, nomor identitas, diagnosis/keterangan klinis, tanggal,
waktu pengambilan, data khusus lainnya (misalnya informasi obat yang telah
diminum pasien) dan jenis pemeriksaan yang diminta. Selain itu wadah spesimen
harus ditempeli label yang berisi informasi, minimal nama pasien, nomor
identitas dan waktu pengambilan.
0 komentar:
Posting Komentar