“Compiling Controversial
Health Issues into a Health Argumentation Article”
Prima Almazini, S.Ked
Dengan
argumentasi, Alexander Graham Bell berhasil membuat telepon. Ia dapat mempertahankan
pendapatnya untuk membuat telepon meskipun para pengkritiknya menyatakan bahwa
telepon tidak diperlukan karena waktu itu tidak ada satu orang pun yang
memiliki telepon selain dari Graham Bell. Begitupula Columbus, Ia berhasil meyakinkan
istana Spanyol agar mengizinkan dia kembali melakukan penjelajahan sampai
akhirnya kemudian dia sampai di tujuan yang benar–benar berbeda (benua
Amerika).
I. Pendahuluan
Argumentasi sering
diasosiasikan dengan debat. Pikiran pertama kita mungkin adalah menghindarinya
terutama saat kita sedang berupaya mengajak orang lain. Tapi isitlah argumentasi disini bukanlah
seperti debat. Jangan berpikir bahwa kita akan selalu menyerang sudut pandang
yang berlawanan.
Setiap
orang secara alamiah akan memiliki keberpihakan pada satu hal dan membelanya
atau perasaan-perasaan lain yang tidak ada bukti empirisnya. Untuk membuat kesimpulan
tentu akan menjadi sulit karena isu tersebut merupakan isu moral, ilmiah,
religius, atau merupakan isu yang
terlalu mendalam apabila dijawab dengan metode ilmiah saja. Untuk memberitahu
orang lain diperlukan argumentasi.
Argumen
adalah sesuatu yang dapat mengubah dan
menciptakan dunia yang damai. Orang-orang yang memiliki opini yang berbeda
dapat saling berteriak satu sama lain tanpa ada akhirnya, tetapi dengan cara
itu tidak dapat mengubah pikiran orang lain sama sekali (kecuali satu pihak sudah
lelah berteriak dan akhirnya menyerah untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian).
Jika kita ingin mengubah sesuatu tanpa harus berteriak-teriak, maka argumentasi
adalah alatnya.
II.
Mengenal Istilah Fakta, Opini, dan Argumen
Fakta
adalah pernyataan yang dapat dibuktikan benar atau salah dengan beberapa
standar objektif. (non-debatable
statement)
Contoh:
Suhu udara di luar ruangan 33 derajat Celcius (suhu dapat diukur dengan
termometer)
Opini
adalah pernyataan bahwa seseorang mempercayai sebuah hal benar tetapi tidak
dapat diukur dengan standar yang objektif. (debatable
statement)
Contoh:
Suhu di luar ruangan terlalu panas.
Argumen adalah seperangkat
alasan-alasan untuk mendukung suatu opini, ide atau kepercayaan.
Contoh:
Suhu di luar ruangan 33 derajat Celcius. Saya lari maraton hari ini, dan saya
bisa terkena heat stroke. Karena itu,
suhu di luar terlalu panas.
III.
Memilih Topik
Isu (issue) adalah segala hal yang berkaitan
dengan kontroversi dan ketidakpastian. Suatu topik tidak bisa disebut issue apabila tak ada kontroversi atau
ketidakpastian dimana ada orang yang ingin menemukan solusinya.
Topik yang
kontroversial adalah topik yang memicu debat dan konfrontasi. Topik yang
kontroversial cenderung mengelompokkan orang menjadi dua kutub, mereka yang pro
dan mereka yang kontra. Hal itu berawal dari konsep bahwa terdapat banyak sudut
pandang untuk melihat suatu issue.
Topik yang
kontroversial merupakan topik yang cocok untuk dipilih menjadi tulisan
argumentasi karena banyak dibicarakan dan memancing ketertarikan banyak orang
untuk mengetahui maupun untuk ikut beropini.
Dalam
memilih topik, jangan terburu-buru untuk memulai sebelum yakin benar sudah
menemukan beberapa catching point
yang menarik pada daftar alternatif topik yang kamu miliki.
Contoh-contoh topik yang kontroversial:
Aborsi
|
Etika kedokteran
|
Kehamilan remaja
|
Pengobatan alternatif
|
Industri farmasi
|
Vegetarian
|
Kloning
|
Bunuh diri yang diperantarai tenaga medis
|
Penjualan Anak
|
Teori Evolusi
|
Bedah plastik
|
Kekerasan dalam rumah tangga
|
Penggunaan kondom
|
Pendidikan seksual
|
Kekerasan pada anak
|
Homoseksualitas
|
Seks sebelum menikah
|
Euthanasia
|
Global warming
|
Industri rokok
|
Malapraktik kedokteran
|
Reformasi pelayanan kesehatan
|
Hak asasi manusia
|
Pembiayaan kesehatan
|
IV. Pendekatan
terhadap Topik yang Dipilih
Beberapa cara
pendekatan terhadap suatu isu kesehatan adalah sebagai berikut:
- Menganalisis suatu topik untuk menentukan kelebihan dan kekurangan, keuntungan dan kerugian, manfaat dan dampak buruk.
- Membuat perbandingan dan mencari perbedaan signifikan tentang sesuatu atau seseorang.
- Mengekspresikan argumentasi dukungan/sikap pro dan ketidaksetujuan/sikap kontra tentang suatu topik
- Memberikan alternatif solusi terhadap suatu masalah.
V.
Anatomi Tulisan Argumentasi
Tulisan
argumentasi seperti halnya burger
atau sandwich, terdiri dari 3 lapisan
yaitu pendahuluan dan kesimpulan sebagai rotinya dan batang tubuh sebagai
bagian isi yang mengisi di tengah-tengah.
1. Pendahuluan
Pendahuluan
merupakan paragraf pembuka biasanya terdiri dari hanya 3 kalimat. Isinya menjelaskan
atau merangkum issue dan juga pernyataan
sikap kita atau opini kita. Lead
termasuk pada bagian ini.
Contoh:
Beberapa tahun terakhir, media massa nasional diramaikan oleh
berita tentang ‘manusia akar’. Gaungnya bahkan sempat mengundang perhatian
dunia internasional. Pemerintah telah melakukan langkah yang tepat dengan
menanggung semua biaya pengobatannya serta melindunginya dari publikasi yang
merugikan. Akan tetapi, kasus yang serupa dan menyangkut lingkup yang lebih
luas terlupakan. Di tengah berbagai masalah kesehatan yang menderanya, para
narapidana mengeluhkan pelayanan kesehatan yang masih jauh di bawah standar. (“Tolong Perhatikan Hak
Kesehatan Para Narapidana”, Citra Ariani)
2. Batang Tubuh
Tubuh
tulisan adalah bagian utama dari tulisan argumentasi. Terdiri dari 2 atau 3
paragraf, berisi opini dan alasan-alasan. Masing-masing paragraf terdiri dari
antara 5 sampai 7 kalimat.
Contoh:
Kenyataannya,
masalah-masalah di atas belum dapat diselesaikan dengan program-program yang
ada saat ini, termasuk puskesmas. Saat ini puskesmas telah didirikan di hampir
seluruh wilayah Indonesia dan dilengkapi dengan puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling,. Jumlah Puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.550 unit,
puskesmas pembantu berjumlah 22.002 unit, dan puskesmas keliling 6.132 unit.
Meskipun fasilitas pelayanan kesehatan dasar tersebut terdapat di semua
kecamatan, namun pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih
menjadi kendala. Fasilitas ini belum sepenuhnya dapat dijangkau oleh
masyarakat, terutama terkait dengan biaya dan jarak transportasi. Begitupula
rumah sakit. Meskipun sudah terdapat di hampir semua kabupaten atau kota, namun
sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan
optimal. (“Mana
Promosi Kesehatannya?”, Aila Johanna)
3. Kesimpulan
Kesimpulan
merupakan paragraf penutup dengan panjang biasanya sekitar tiga kalimat, Sering
berisi ide yang sama dengan pendahuluan namun dalam kata-kata yang berbeda.
Contoh:
Dengan kondisi yang demikian, LP di Indonesia lebih tepat disebut
sebagai “Rumah Pesakitan”. Permasalahan kesehatan yang bertumpuk-tumpuk di LP
seluruh Indonesia akan memperburuk tingkat kesehatan masyarakat secara umum.
Apabila pemerintah serius ingin memperbaiki taraf kesehatan seluruh masyarakat,
maka tindakan yang dilakukan pun jangan setengah-setengah. Para narapidana
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama seperti yang lain. Semoga
mereka tak dibiarkan begitu saja menjemput kematian di dalam penjara. (“Tolong Perhatikan Hak Kesehatan Para
Narapidana”, Citra Ariani)
Outline Tulisan Argumentasi:
I. Pendahuluan
A. Background information: informasi dasar
tentang isu dan sikap penulis
B.
Pernyataan tesis: pernyataan sikap penulis terhadap isu
II. Alasan yang
mendukung pernyataan tesis
A.
Alasan/argumen 1
1.
Paragraf
pendukung 1
2.
Paragraf
pendukung 2
B.
Alasan/argumen 2
1.
Paragraf
pendukung 1
2.
Paragraf
pendukung 2
C.
Alasan/argumen 3
1.
Paragraf
pendukung 1
2.
Paragraf
pendukung 2
Catatan: Pikirkan dengan hati-hati
tentang bagaimana urutan menyusun alasan atau argumen. Langkah yang umum
dipakai untuk menyusun argumen yaitu dari yang paling populer sampai yang tidak
populer atau dari yang kurang penting (terlemah) sampai yang sangat penting
(alasan terkuat)
III. Argumen
berlawanan dan respon terhadap argumen itu
A.
Sebutkan argumen dari sisi lain dari isu (contoh: jika berargumentasi bahwa
euthanasia sebaiknya dilegalkan di Indonesia, menyebutkan argumen dari orang
yang berpikir bahwa euthanasia tidak legal)
B. Secara
singkat menunjukkan kesalahan argumen tersebut.
Catatan: Sesi ini dapat ditempatkan
setelah pendahuluan
IV. Kesimpulan
VI. Langkah
Membuat Tulisan Argumentasi
Langkah menulis tulisan opini secara umum adalah sebagai berikut:
- Menentukan topik
- Mencari data dan fakta.
- Membuat pernyataan tesis
- Menyusun argumen disertai bukti-bukti.
- Membuat outline tulisan
- Merangkai menjadi tulisan argumentatif yang memikat.
VIII. Teknik Membuat Tulisan Argumentasi
Pertama, penulis
memilih tema tulisan opini. Setiap penulis mempunyai kecenderungan
masing-masing untuk memilih tema yang disukai. Setelah memilih tema, penulis
menentukan masalah yang akan dibahas. Dalam lingkup suatu tema tertentu,
biasanya terdapat lebih dari satu masalah. Pilihlah masalah yang up to date dan menarik serta penting
bagi pembaca. Penulis harus memiliki asumsi awal sehingga terdorong untuk
mencari kebenarannya melalui wawancara, menonton berita, membaca koran maupun searching internet.
Beberapa pertanyaan
yang perlu dijawab untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang suatu masalah:
Pertanyaan 1-2 untuk
menentukan asumsi awal.
- Bagaimana perasaan kita berkaitan dengan masalah ini?
- Bagaimana sikap kita berkaitan dengan fakta-fakta ini?
Pertanyaan 5-6 untuk
menilai fakta yang diketahui dan fakta yang masih harus dicari.
- Apa faktanya?
- Informasi apa yang sudah diketahui?
- Informasi apa yang tidak diketahui dan masih dibutuhkan?
- Informasi apa yang masih harus dicari?
Pertanyaan 7-8 untuk
melihat kemenarikan masalah yang dipilih.
- Apa manfaatnya bila membahas masalah ini?
- Apa harapan kita?
Pertanyaan 9-10 untuk
mengkritisi fakta yang ada.
- Apakah aman membahas masalah ini?
Apa dampak yang
mungkin terjadi?
11.
Apa
masalah yang mungkin timbul? Bagaimana agar menjadi positif? Alasannya apa?
12.
Bagaimana
penilaian kita terhadap alternatif solusi yang ada? Apakah sudah bagus? Apakah
aman? Alasannya apa?
Pertanyaan 13-15 untuk
menggali ide dan memperluas cakrawala berpikir.
13.
Bagaimana
langkah selanjutnya? Ada saran perbaikan?
14.
Apa
saja alternatif solusinya? Apa saja saran yang mungkin?
15.
Apa
lagi? Ada yang belum terpikirkan? Pilihan apalagi yang mungkin?
Hal penting berikutnya
adalah menyusun kerangka tulisan dan merangkainya menjadi sebuah tulisan yang
menarik. Pemilihan judul, lead, serta
tubuh tulisan harus memenuhi persyaratan sebuah tulisan yang baik.
IX.
Kata dan Kalimat Transisi
Agar tulisan
argumentasi kita koheren dan enak dibaca, diperlukan kata-kata dan kalimat yang
bisa menjembatani alasan yang satu dengan alasan yang lain, argumen yang satu
dengan argumen yang lain, dan paragraf yang satu dengan paragraf yang lain.
Simak contohnya berikut ini:
1. Paragraf pendahuluan
Pertanyaan ini dapat dilihat
dari beberapa sudut pandang…
Masalah ini dapat dihubungkan
dengan ….
Tidak ada keraguan bahwa…
Tak dapat disangkal….
Penulis percaya bahwa……
Apakah Anda pernah memikirkan…?
Mulai dengan masalah yang
memerlukan solusi, contoh: “Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pasien
miskin yang tidak mendapatkan haknya…”
Contoh:
Rokok mengandung beragam zat
yang berbahaya bagi kesehatan. Tak dapat disangkal, permasalahan yang
ditimbulkan oleh rokok sudah multiaspek dan multidimensi. (‘Tutup Semua
Pabrik Rokok, Mengapa Tidak?’, Laurentya Olga)
2. Paragraf Batang
tubuh
Alasan pertama adalah…
Alasan kedua adalah…
Alasan ketiga adalah…
Yang ketiga dan yang paling
penting adalah..
Alasan lain adalah..
Dengan kata lain…
Sebaliknya..
Alasan terakhir adalah
Manfaat utama yaitu
Sebagai tambahan…
Selain itu..
Di samping itu…
Lebih lanjut…
Contoh:
Kasus penangkapan jamu di Yogyakarta bulan Juni 2008
lalu membuktikan telah terjadi penyimpangan penggunaan jamu di pasaran. Jamu
yang beredar ditambahkan kortikosteroid, sildenafil sitrat, analgesik, sampai
zat-zat terlarang. Belum lagi kasus di Sukoharjo beberapa waktu lalu yang menceritakan
penggunaan jamu telah menyebabkan efek samping yang membahayakan masyarakat. Lebih
lanjut, masih banyak lagi
peristiwa buruk tentang penggunaan jamu di seluruh tanah air.(‘Jamu, Disayang
atau Ditangkap?’, Laurentius Aswin)
Untuk menyatakan
poin yang berlawanan
Namun
Meskipun…
Ketika…
Di sisi lain…
Tetapi
3. Paragraf
kesimpulan
Sebagai kesimpulan
Penulis percaya
Seperti yang telah dinyatakan
sebelumnya..
Kelihatannya..
Dalam pandangan penulis…
Tak ada keraguan…
Contoh:
Tak ada
keraguan,
menutup pabrik rokok adalah jalan yang terbaik. Perubahan selalu menuntut
pengorbanan. Pertanyaannya, apakah kita siap dan berani? Saya siap, Anda? (‘Tutup Semua Pabrik Rokok, Mengapa Tidak?’, Laurentya
Olga)
X.
Kesalahan yang Sering Dilakukan
Berikut ini beberapa kesalahan
yang sering dilakukan dalam menulis tulisan argumentasi:
- Tidak menyajikan data dan fakta yang relevan dan memadai untuk menyokong opini.
- Tidak menjawab opini-opini yang berlawanan.
- Tidak yakin terhadap opini yang dituliskan.
- Tidak mengetahui siapa sasaran pembaca.
- Tidak merangkai ide dalam organisasi kalimat dan paragraf yang baik.
- Tidak ada kalimat atau paragraf peralihan dari satu ide ke ide yang lain.
- Tidak menggunakan tanda baca dan ejaan yang tepat.
- Tidak fokus terhadap pokok pikiran utama yang ingin dikemukakan.
XI. Penutup
Membuat
tulisan argumentasi yang bagus adalah sebuah seni yang tidak mudah dipelajari.
Saat mengemukakan suatu argumen kita harus menyadari bahwa akan ada banyak
orang yang mengemukakan argumen yang berlawanan. Oleh karena itu untuk membuat
tulisan argumentasi yang benar-benar bagus, sangat penting untuk mempelajari
bagaimana untuk menyusun alasan-alasan, membuat induksi-induksi (menyusun
fakta-fakta untuk mengarah pada pernyataan umum) dan menyusun kesimpulan yang
respektif.
Meskipun
tulisan argumentatif tidak memerlukan pembuktian sudut pandang kita, tapi harus
dapat meyakinkan pembaca bahwa sudut pandang kita cukup berharga untuk
dipertimbangkan. Singkatnya, pada tulisan argumentasi yang baik, argumen kita
harus lebih berbobot dan signifikan daripada argumen yang berlawanan. Selamat
menulis!
Thanks buat tulisannya. sangat bermanfaat.
BalasHapus